Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pasar Monyet akan Di hapus

DESA CIBUNTU–Dua Ulama ternama di Palabuhanratu dan Purwakarta mengkritisi kebijakan pemerintah yang belum tegas dalam menertibkan tempat pemaksiatan khususnya kawasan Pasar Monyet, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu. Kritikan itu disampaikan pada peringatan isra mi’raj Nabi Muhammad SAW yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Himpunan Pemuda Islam Palabuhanratau (Hipip), dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Palabuhanratu dan Simpenan kemarin.



Habib Mustofa Bian Al-Jufri mengajak, masyarakat untuk menggelar yasin atau shalat berjamaah di Pasar Monyet. Menurutnya, dengan diadakannya kegiatan ibadah di tempat maksiat, habib berharap para pelaku asusila bisa demi sedikit bisa bertobat. ”Tapi ingat, cara itu harus kita lakukan dengan santun. Kita meminta izin denga membawa massa sebanyak-banyaknya,” ajak Habib.

Pria keturunan Arab dan Sunda itu menyatakan, pemerintah atau aktivis keagamaan harus kompak untuk sama-sama melakukan penyadaran massal. Sebab, jika keberadaan kawasan itu dibiarka, maka citra Sukabumi akan semakin tercoreng. “Sebelum saya ke Palabuhanratu saya sudah diberi tahu bahwa disini ada Pasar Monyet. Tapi monyetnya bisa bicara dan merayu. Ini kan miris,” tegasnya.
Ia juga meminta, umat muslim tidak terpengaruh dengan konflik-konflik masalah purui’ah. Maksudnya, hanya memerbesar masalah kecil seperti perbedaan atara suka kunut dengan tidak, suka maulidan dan rajaban dengan yang tidak. Padahala dia menganggap ada masalah yang paling besar yang harus daikedepankan adalah persamaan, Yakni sebagai umat Islam. “Yang jadi permasalahan, Pasar Monyet mau dibagaimanakan. Masalah purui’ah kembalikan kepada masing-masing. Perbedaan adalah hal yang wajar,” ulasnya.
Di tempat yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Asyatibiyah, Jamban Palabuhanratu, Ustad Useh Akhwasi Syatibi mengajak, aktivis segera turun berdemo besar-besaran soal pembubaran tempat pasar monyet. “Kalau aktivis ada keberanian, mari kita demo pasar monyet,” lantangnya.
Ia meminta, umat Islam mulai pemerintah, ulama dan masyarakatnya harus segera membangkitkan wibawa umat. “Kita bangkitkan wibawa dengan tahajud,” ajaknya.
Ia juga mempertanyakan, untuk meningkatkan kewibawaan pemerintaha daerah, apakah pemerintah pernah melakukana cek dan ricek ke tempat lokalisasi dan masyarakat miskin. “Mendatangi warga miskin itu jangan hanya saat mencalonkan saja. Coba lihat seekarang disaat sudah duduk di jabatan strategis,” sindirnya.
Pengajian dua mubaligh itu juga diiringi diawarnai dengan tembang, takbir dan solaawat. Yang membuat suasana pengajian terlihat meriah dan penuh semangat.
Blogger|inchubunaken