pengertian sistem manajemen mutu iso 9000 9001 9002
Nomor SNI : [berlaku] SNI ISO 9000:2008
Judul : Sistem manajemen mutu - Dasar-dasar dan kosa kata
File SNI Belum Tersedia
Terimakasih kepada para pengunjung website BSN yang telah memanfaatkan fulltext akses seluruh koleksi digital SNI(baca artikel sni disni) melalui SNI Online selama 2 tahun (2010-2012). Mulai Tahun 2013, website BSN akan menyediakan full text akses SNI yang baru ditetapkan selama 1 tahun. SNI hasil adopsi badan standar asing tidak dapat kami tampilkan semua secara fulltext, terkait peraturan hak cipta di masing-masing Organisasi Pengembang Standar. Dokumen SNI yang tidak tersedia secara online dapat diperoleh (sesuai ketentuan yang berlaku) di: Perpustakaan BSN, email:dokinfo@bsn.go.id, phone: +62 21 5747043 ext 144
Abstraksi : Standar ini merupakan adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO 9000:2005, Quality management systems .Fundamentals and vocabulary yang meliputi dasar-dasar sistem manajemen mutu, yang merupakan subjek kelompok ISO 9000, dan menetapkan istilah terkait.
Standarini berlaku untuk:;
a) organisasi yang menginginkan keunggulan melalui implementasi suatu sistem manajemen mutu;
b) organisasi yang menginginkan keyakinan dari pemasoknya bahwa persyaratan produk mereka akan dipenuhi;
c) pemakai produk; dan
d) pihak berkepentingan yang memerlukan kesepahaman terhadap istilah yang digunakan dalam manajemen mutu (misalnya pemasok, pelanggan, regulator);
e) mereka yang di dalam atau di luar organisasi yang mengases sistem manajemen mutu atau mengaudit kesesuaian dengan persyaratan ISO 9001 (misalnya auditor, regulator, lembaga sertifikasi / registrasi);
f) mereka yang di dalam atau di luar organisasi yang memberi saran atau pelatihan tentang sistem manajemen mutu yang sesuai bagi organisasi itu;
g) pengembang standar terkait.
Dasar-dasar sistem manajemen mutu mencakup alasan dasar sistem manajemen mutu, persyaratan sistem manajemen mutu dan persyaratan bagi produk, pendekatan sistem manajemen mutu, pendekatan proses, kebijakan mutu dan sasaran mutu, peran pimpinan puncak dalam sistem manajemen mutu, dokumentasi, evaluasi sistem manajemen mutu, perbaikan berkesinambungan, peran teknik statistik, fokus sistem manajemen mutu dan sistem manajemen lain, dan hubungan antara sistem manajemen dan model unggulan. Agar penerapan sistem manajemen mutu berhasil maka perlu untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi tersebut dengan cara sistematis dan transparan; keberhasilan dapat dicapai melalui implementasi dan pemeliharaan sistem manajemen yang didesain untuk selalu memperbaiki kinerja sambil menanggapi kebutuhan semua pihak berkepentingan. Pengelolaan organisasi mencakup manajemen mutu di antara disiplin manajemen yang Iainnya dan berorientasi pada pelanggan.
sumber data : http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/9511
Panitia Teknis : 03-02 SISTEM MANAJEMEN MUTU
ICS : 1. 01.040.03 Jasa. Organisasi perusahaaan, manajemen dan mutu. Administrasi. Transpot. Sosiologi (Kosakata)
2. 03.120.10 Manajemen mutu dan jaminan mutu
SNI Ini Merevisi : 1. SNI 19-9000-2001 Sistem manajemen mutu - Dasar-dasar dan kosakata
Adopsi Standar International :
Judul : ISO 9000:2005, Quality management systems – Fundamentals and vocabulary
Tingkat Kesetaraan : Identik
Metode Adopsi : Translation
Acuan Normatif SNI : 1. [tidak berlaku] SNI 19-9001-2001 Sistem manajemen mutu - Persyaratan
2. [berlaku] SNI 19-9004-2002 Sistem manajemen mutu - Panduan untuk perbaikan kinerja
3. [tidak berlaku] SNI 19-19011-2005 Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan
4. [berlaku] SNI 19-14001-2005 Sistem manajemen lingkungan - Persyaratan dan panduan penggunaan
Acuan Normatif non SNI : 1 . ISO 14001: 2004, Environmental management systems - Requirements with guidance for use
2 . ISO 19011: 2002, guidelines for quality and/or environmental management systems auditing
3 . ISO 9001: 2000, Quality management systems - Requirements
4 . ISO 9004:2000, Quality management systems - Guidelines for performance improvement
Bibliografi : 1. ISO 9004:2000, Quality management systems – Guidelines for performance improvements
2. ISO 9001:2000, Quality management systems – Requirements
3. ISO 10012:2003, Measurement management systems — Requirements for measurement processes and measuring equipment
4. ISO/TR 10013:2001, Guidelines for quality management system documentation
5. ISO/TR 10017:2003, Guidance on statistical techniques for ISO 9001:2000
6. ISO 10019:2005, Guidelines for the selection of quality management system consultants and use of their services
7. ISO/IEC 17000, Conformity assessment — Vocabulary and general principles
8. ISO 10241, Standar istilah internasional - Penyiapan dan denahnya
9. ISO 1087-1, Peristilahan - Kosakata - Bagian 1: Teori dan aplikasinya
10. ISO 3534-2, Statistik - Kosakata dan lambang - Bagian 2: Pengendalian mutu secara statistik
11. ISO 704, Peristilahan - Dasar dan metode
12. ISO/TR 10013, Guidelines for quality management system documentation.
13. ISO/TR 13425, Panduan untuk pemilihan metode statistik dalam standardisasi dan spesifikasinya
14. ISO/TR 13425:1995, Guidelines for the selection of statistical methods in standardization and specification
Printed : e-File
Jumlah Halaman : 40
Sertifikasi Sistem Manajemen, Dibutuhkan Komitmen dan Konsistensi
Oleh Tribudi S Widodo - Business Centre Manager LRQA Indonesia
Implementasi standar sistem manajemen mutu (Quality Management System) ISO 9001 merupakan solusi yang tidak bisa ditawar lagi bagi suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta untuk bisa berdaya saing di era global. Standar ini merupakan sarana atau sebagai alat untuk dapat mencapai tujuan mutu dalam menerapkan Total Quality Control. Sehingga efektifitas dan efisiensi pekerjaan dapat tercapai.
Sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001 –dalam hal ini 9001:2008— bukanlah suatu yang didapat dalam sekejap, namun hasil usaha perbaikan oleh semua pihak yang ada dalam suatu organisasi. Pasalnya sertifikasi itu merupakan bentuk pengakuan dari pihak independen terhadap suatu organisasi yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu yang menjadi acuannya. Setidaknya, di Indonesia ini sudah lebih dari 5000 perusahaan yang telah meraih dan mempertahankan ISO 9001 sebagai best practice sistem manajemen mutu.
Menurut Ir Tribudi S Widodo, Business Center Manager Llyod’s Register Indonesia, adanya sertifikasi ini memberikan bukti bahwa standar tersebut benar-benar sudah diterapkan. Tapi satu hal yang harus diperhatikan bahwa sertifikasi bukan menjadi tujuan akhir, sebab banyak organisasi yang mengejar sertifikasi karena diminta oleh mitra kerjanya tanpa disertai upaya untuk melakukan peningkatan atas kinerja sistemnya. “Dibutuhkan komitmen dan konsistensi dalam menerapkan sistem manajemen mutu,” tegasnya.
Nah, menurut Budi, di era globalisasi ini tantangan terbesar bagi suatu negara yang tidak concern terhadap standar mutu, akan dilihat sebelah mata oleh pihak lain. Pasalnya, hampir organisasi baik itu pemerintah atau swasta di negara-negara maju juga di negara-negara berkembang sudah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001.
Setidaknya, dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 –yang menjadi frame work bagi ISO lainnya— organisasi akan memperoleh beberapa manfaat. Diantaranya, mampu membuat sistem kerja dalam organisasi menjadi standar kerja yang terdokumentasi. Kemudian bisa meningkatkan semangat kerja personel karena adanya kejelasan kerja sehingga tercapai efisiensi. Disamping itu dipahaminya berbagai kebijakan dan prosedur operasi yang berlaku di seluruh organisasi serta meningkatnya pengawasan terhadap pengelolaan pekerjaan. Dan yang terpenting yakni termonitornya kualitas pelayanan organisasi terhadap mitra kerja maupun konsumen.
Menurut Budi, dalam upaya penerapan sistem manajemen mutu secara efektif, maka dituntut adanya suatu kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola seluruh proses kerja yang saling berhubungan dan berinteraksi baik secara intern maupun ekstern. Selain itu, perlunya kemampuan dalam meningkatkan secara terus menerus efektifitas dari proses sistem manajemen mutu, sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan dan sasaran mutu yang telah ditetapkan. Perlu adanya suatu program berkesinambungan yang perlu didukung oleh semua personel yang terlibat dalam penerapan sistem ini. “Harus ada continue improvement,” tandas assessor senior ini.
Namun masalahnya, hingga detik ini masih saja ada organisasi baik itu pemerintah maupun swasta yang menerapkan sistem manajemen mutu hanya sebatas usaha untuk memuaskan badan sertifikasi serta meraih dan mempertahankan ‘citra’ ISO 9001. Tak heran bila, sebagian besar penerapan quality management system di beberapa perusahaan tampak ‘berjalan ditempat’ dan tidak ada upaya guna mencapai sasaran lanjutan dalam meningkatkan daya saing serta daya jual perusahaan.
Buktinya, dalam pengamatan Budi, dari ribuan sertifikasi ISO 9001 yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang hanya 30 persen saja yang benar-benar menerapkan. Sisanya yang 70 persen hanya karena tuntutan pelanggan, sekedar untuk keperluan marketing tools, atau jaga gengsi karena pesaing bisnisnya telah bersertifikat.
Padahal, dengan diraihnya pengakuan ISO 9001 diharapkan menjadi suatu sasaran awal perusahaan dalam penerapan sistem manajemen mutu. Sedangkan sasaran pokok perusahaan adalah continual business improvement (peningkatan bisnis berkelanjutan) guna memenuhi target bisnis di masa datang. Sehingga penting tidaknya, pengakuan ISO 9001 dapat dilihat niat awal dari perusahaan dalam meraihnya. Di samping itu konsistensi dari perusahaan tersebut terhadap sertifikat yang diperolehnya. “Terlepas dari apakah, sertifikasi ISO 9001 itu hanya digunakan sebagai marketing tools misalnya, harus tetap konsisten untuk diterapkan,” imbuhnya
Karena ISO 9001 yang berorientasi pada proses, maka setiap masalah akan bisa terdeteksi di awal dan tidak hanya tindakan perbaikan yang akan dilakukan, namun standar ISO 9001 juga mengatur mengenai tindakan pencegahannya. Dengan demikian, kata Budi, implementasi standar ISO 9001 akan memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan kinerja suatu organisasi dalam upaya mewujudkan pelayanan prima kepada mitra kerjanya. “ISO 9001 sarana untuk mengembangkan fondasi yang kuat bagi suatu organisasi,” terangnya.
diposkan oleh@rinal Purba
Judul : Sistem manajemen mutu - Dasar-dasar dan kosa kata
File SNI Belum Tersedia
Terimakasih kepada para pengunjung website BSN yang telah memanfaatkan fulltext akses seluruh koleksi digital SNI(baca artikel sni disni) melalui SNI Online selama 2 tahun (2010-2012). Mulai Tahun 2013, website BSN akan menyediakan full text akses SNI yang baru ditetapkan selama 1 tahun. SNI hasil adopsi badan standar asing tidak dapat kami tampilkan semua secara fulltext, terkait peraturan hak cipta di masing-masing Organisasi Pengembang Standar. Dokumen SNI yang tidak tersedia secara online dapat diperoleh (sesuai ketentuan yang berlaku) di: Perpustakaan BSN, email:dokinfo@bsn.go.id, phone: +62 21 5747043 ext 144
Abstraksi : Standar ini merupakan adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO 9000:2005, Quality management systems .Fundamentals and vocabulary yang meliputi dasar-dasar sistem manajemen mutu, yang merupakan subjek kelompok ISO 9000, dan menetapkan istilah terkait.
Standarini berlaku untuk:;
a) organisasi yang menginginkan keunggulan melalui implementasi suatu sistem manajemen mutu;
b) organisasi yang menginginkan keyakinan dari pemasoknya bahwa persyaratan produk mereka akan dipenuhi;
c) pemakai produk; dan
d) pihak berkepentingan yang memerlukan kesepahaman terhadap istilah yang digunakan dalam manajemen mutu (misalnya pemasok, pelanggan, regulator);
e) mereka yang di dalam atau di luar organisasi yang mengases sistem manajemen mutu atau mengaudit kesesuaian dengan persyaratan ISO 9001 (misalnya auditor, regulator, lembaga sertifikasi / registrasi);
f) mereka yang di dalam atau di luar organisasi yang memberi saran atau pelatihan tentang sistem manajemen mutu yang sesuai bagi organisasi itu;
g) pengembang standar terkait.
Dasar-dasar sistem manajemen mutu mencakup alasan dasar sistem manajemen mutu, persyaratan sistem manajemen mutu dan persyaratan bagi produk, pendekatan sistem manajemen mutu, pendekatan proses, kebijakan mutu dan sasaran mutu, peran pimpinan puncak dalam sistem manajemen mutu, dokumentasi, evaluasi sistem manajemen mutu, perbaikan berkesinambungan, peran teknik statistik, fokus sistem manajemen mutu dan sistem manajemen lain, dan hubungan antara sistem manajemen dan model unggulan. Agar penerapan sistem manajemen mutu berhasil maka perlu untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi tersebut dengan cara sistematis dan transparan; keberhasilan dapat dicapai melalui implementasi dan pemeliharaan sistem manajemen yang didesain untuk selalu memperbaiki kinerja sambil menanggapi kebutuhan semua pihak berkepentingan. Pengelolaan organisasi mencakup manajemen mutu di antara disiplin manajemen yang Iainnya dan berorientasi pada pelanggan.
sumber data : http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/9511
Panitia Teknis : 03-02 SISTEM MANAJEMEN MUTU
ICS : 1. 01.040.03 Jasa. Organisasi perusahaaan, manajemen dan mutu. Administrasi. Transpot. Sosiologi (Kosakata)
2. 03.120.10 Manajemen mutu dan jaminan mutu
SNI Ini Merevisi : 1. SNI 19-9000-2001 Sistem manajemen mutu - Dasar-dasar dan kosakata
Adopsi Standar International :
Judul : ISO 9000:2005, Quality management systems – Fundamentals and vocabulary
Tingkat Kesetaraan : Identik
Metode Adopsi : Translation
Acuan Normatif SNI : 1. [tidak berlaku] SNI 19-9001-2001 Sistem manajemen mutu - Persyaratan
2. [berlaku] SNI 19-9004-2002 Sistem manajemen mutu - Panduan untuk perbaikan kinerja
3. [tidak berlaku] SNI 19-19011-2005 Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan
4. [berlaku] SNI 19-14001-2005 Sistem manajemen lingkungan - Persyaratan dan panduan penggunaan
Acuan Normatif non SNI : 1 . ISO 14001: 2004, Environmental management systems - Requirements with guidance for use
2 . ISO 19011: 2002, guidelines for quality and/or environmental management systems auditing
3 . ISO 9001: 2000, Quality management systems - Requirements
4 . ISO 9004:2000, Quality management systems - Guidelines for performance improvement
Bibliografi : 1. ISO 9004:2000, Quality management systems – Guidelines for performance improvements
2. ISO 9001:2000, Quality management systems – Requirements
3. ISO 10012:2003, Measurement management systems — Requirements for measurement processes and measuring equipment
4. ISO/TR 10013:2001, Guidelines for quality management system documentation
5. ISO/TR 10017:2003, Guidance on statistical techniques for ISO 9001:2000
6. ISO 10019:2005, Guidelines for the selection of quality management system consultants and use of their services
7. ISO/IEC 17000, Conformity assessment — Vocabulary and general principles
8. ISO 10241, Standar istilah internasional - Penyiapan dan denahnya
9. ISO 1087-1, Peristilahan - Kosakata - Bagian 1: Teori dan aplikasinya
10. ISO 3534-2, Statistik - Kosakata dan lambang - Bagian 2: Pengendalian mutu secara statistik
11. ISO 704, Peristilahan - Dasar dan metode
12. ISO/TR 10013, Guidelines for quality management system documentation.
13. ISO/TR 13425, Panduan untuk pemilihan metode statistik dalam standardisasi dan spesifikasinya
14. ISO/TR 13425:1995, Guidelines for the selection of statistical methods in standardization and specification
Printed : e-File
Jumlah Halaman : 40
Sertifikasi Sistem Manajemen, Dibutuhkan Komitmen dan Konsistensi
Oleh Tribudi S Widodo - Business Centre Manager LRQA Indonesia
Implementasi standar sistem manajemen mutu (Quality Management System) ISO 9001 merupakan solusi yang tidak bisa ditawar lagi bagi suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta untuk bisa berdaya saing di era global. Standar ini merupakan sarana atau sebagai alat untuk dapat mencapai tujuan mutu dalam menerapkan Total Quality Control. Sehingga efektifitas dan efisiensi pekerjaan dapat tercapai.
Sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001 –dalam hal ini 9001:2008— bukanlah suatu yang didapat dalam sekejap, namun hasil usaha perbaikan oleh semua pihak yang ada dalam suatu organisasi. Pasalnya sertifikasi itu merupakan bentuk pengakuan dari pihak independen terhadap suatu organisasi yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu yang menjadi acuannya. Setidaknya, di Indonesia ini sudah lebih dari 5000 perusahaan yang telah meraih dan mempertahankan ISO 9001 sebagai best practice sistem manajemen mutu.
Menurut Ir Tribudi S Widodo, Business Center Manager Llyod’s Register Indonesia, adanya sertifikasi ini memberikan bukti bahwa standar tersebut benar-benar sudah diterapkan. Tapi satu hal yang harus diperhatikan bahwa sertifikasi bukan menjadi tujuan akhir, sebab banyak organisasi yang mengejar sertifikasi karena diminta oleh mitra kerjanya tanpa disertai upaya untuk melakukan peningkatan atas kinerja sistemnya. “Dibutuhkan komitmen dan konsistensi dalam menerapkan sistem manajemen mutu,” tegasnya.
Nah, menurut Budi, di era globalisasi ini tantangan terbesar bagi suatu negara yang tidak concern terhadap standar mutu, akan dilihat sebelah mata oleh pihak lain. Pasalnya, hampir organisasi baik itu pemerintah atau swasta di negara-negara maju juga di negara-negara berkembang sudah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001.
Setidaknya, dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 –yang menjadi frame work bagi ISO lainnya— organisasi akan memperoleh beberapa manfaat. Diantaranya, mampu membuat sistem kerja dalam organisasi menjadi standar kerja yang terdokumentasi. Kemudian bisa meningkatkan semangat kerja personel karena adanya kejelasan kerja sehingga tercapai efisiensi. Disamping itu dipahaminya berbagai kebijakan dan prosedur operasi yang berlaku di seluruh organisasi serta meningkatnya pengawasan terhadap pengelolaan pekerjaan. Dan yang terpenting yakni termonitornya kualitas pelayanan organisasi terhadap mitra kerja maupun konsumen.
Menurut Budi, dalam upaya penerapan sistem manajemen mutu secara efektif, maka dituntut adanya suatu kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola seluruh proses kerja yang saling berhubungan dan berinteraksi baik secara intern maupun ekstern. Selain itu, perlunya kemampuan dalam meningkatkan secara terus menerus efektifitas dari proses sistem manajemen mutu, sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan dan sasaran mutu yang telah ditetapkan. Perlu adanya suatu program berkesinambungan yang perlu didukung oleh semua personel yang terlibat dalam penerapan sistem ini. “Harus ada continue improvement,” tandas assessor senior ini.
Namun masalahnya, hingga detik ini masih saja ada organisasi baik itu pemerintah maupun swasta yang menerapkan sistem manajemen mutu hanya sebatas usaha untuk memuaskan badan sertifikasi serta meraih dan mempertahankan ‘citra’ ISO 9001. Tak heran bila, sebagian besar penerapan quality management system di beberapa perusahaan tampak ‘berjalan ditempat’ dan tidak ada upaya guna mencapai sasaran lanjutan dalam meningkatkan daya saing serta daya jual perusahaan.
Buktinya, dalam pengamatan Budi, dari ribuan sertifikasi ISO 9001 yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang hanya 30 persen saja yang benar-benar menerapkan. Sisanya yang 70 persen hanya karena tuntutan pelanggan, sekedar untuk keperluan marketing tools, atau jaga gengsi karena pesaing bisnisnya telah bersertifikat.
Padahal, dengan diraihnya pengakuan ISO 9001 diharapkan menjadi suatu sasaran awal perusahaan dalam penerapan sistem manajemen mutu. Sedangkan sasaran pokok perusahaan adalah continual business improvement (peningkatan bisnis berkelanjutan) guna memenuhi target bisnis di masa datang. Sehingga penting tidaknya, pengakuan ISO 9001 dapat dilihat niat awal dari perusahaan dalam meraihnya. Di samping itu konsistensi dari perusahaan tersebut terhadap sertifikat yang diperolehnya. “Terlepas dari apakah, sertifikasi ISO 9001 itu hanya digunakan sebagai marketing tools misalnya, harus tetap konsisten untuk diterapkan,” imbuhnya
Karena ISO 9001 yang berorientasi pada proses, maka setiap masalah akan bisa terdeteksi di awal dan tidak hanya tindakan perbaikan yang akan dilakukan, namun standar ISO 9001 juga mengatur mengenai tindakan pencegahannya. Dengan demikian, kata Budi, implementasi standar ISO 9001 akan memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan kinerja suatu organisasi dalam upaya mewujudkan pelayanan prima kepada mitra kerjanya. “ISO 9001 sarana untuk mengembangkan fondasi yang kuat bagi suatu organisasi,” terangnya.
diposkan oleh