Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Inspirasi membawa perubahan


KU TINGGALKAN CINTA DEMI CITA-CITA DAN KU KEMBALI PADA CINTA MEMBAWA CITA-CITA

desa cibuntu.blogspot.com
Perjuangan mahasiswa dari desa yang menimba ilmu di salah satu universitas ternama selalu menimbulkan rasa haru bercampur kagum. Rasa haru timbul karena meskipun mereka berasal dari keluarga petani miskin, namun kemiskinan tersebut tidak membuat mereka patah semangat. Rasa kagum muncul karena dengan kondisi yang serba prihatin tersebut mereka ternyata mampu meraih gelar magister dan prestasi yang sangat memuaskan.

Kisah mahasiswa bernama inisial IN yang kuliah di perguruan negeri ini seharusnya memberi banyak inspirasi kepada anak muda negeri ini, bahwa kemiskinan tidak boleh membuat orang harus putus sekolah. Bagaimananpun caranya, pendidikan harus diupayakan terus berlanjut, sebab hanya pendidikanlah yang dipercaya dapat memutus rantai kemiskinan.

Kisah In ini saya kutip dari perbincangan sewaktu bertemu di warnet tempat In nyari tugas dan kalau suntuk dia langsung buka FB nya. Anak-anak muda di negeri ini yang banyak dimanjakan oleh kemudahan berbagai fasilitas dan materi namun yang serba instan sehingga mempunyai mental kerupuk, tahukah anda kerupuk? Kerupuk apabila kena air langsung mengerut alias peot artinya asal masalah dikit langsuk Keok. Nah seorang pemuda yang bercita-cita tinggi maka, tidak selayaknya memiliki mental seperti kerupuk.

Ini menuturkan selama kuliah sempat tinggal di rumah kakaknya selama 3 bulan namun setelah itu kakak IN menyarankan untuk tinggal di Mushalla saja , akhirnya IN pun tinggal bersama teman saya berinisial AR di mushalla,  kegiatan mereka berdua di mushalla adalah membangunkan para jamaah dan adzan shubuh serta  iqamah dan menjadi  Imam Shalat , mereka berdua sering bergantian. Kegiatan pagi In dan AB mereka masak nasi, makan dan berangkat kuliahpun selalu berdua. Pulang kuliah jam 13.00 atau jam 14 paling lama sudah sampai di rumah, lalu jam setengah 14.30 berdua ngajar di sore harinya mengajar di TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) sampainya jam 16.30, sepulang di sana AR milih tidur sedangkan IN sorenya olahraga lari, volley ball, basket, tenis meja dan Belajar beladiri. Biaya hidup selama kuliah IN mendapatkan uang perbulan dari honor ngajar Rp 200.000+ honor di mushalla Rp 200.000 dan kegiatan lainnya, baik doa kematian ataupun syukuran serta dari jama’ah mushalla yang jumlahnya tidak pasti. Sedangkan dari orang tua sesekali hanya di kirim uang untuk SPP saja dan itupun tidak selalu memintanya. IN menuturkan biaya SPP yang di kirim oleh orang tuanya daftar 2jt, semester 3 sebesar 200rb dan semester 5 sebesar 300rb dan uang wisuda 1jt selebihnya In menyisihkan uang honor dan di bantu oleh kakaknya itupun tidak selalu. Padahal setelah di kakulasikan jumlah kuliah s-1 kurang lebih IN  menghabiskan dana sebesar 80.000.000. terus darimanakah dana tambahannya yaitu Wamayatillaha yaj A’llahu makhroja wayarzukuhu min haitshu la yahtasib. Orang yang selalu bertaqwa pada Allah akan di mudahkan segala urusannya dan Allah akan memberikan rizki yang banyak. Doa dan keridhoan kedua orang juga yang menjadi sumber kekuatan pada dirinya. “ tutur In sambil tersenyum”..

Selama kuliah In aktif di organisasi kampus ataupun di luar kampus. Di kampus in ikut UKM Dakwah dan UKM olahraga. dari UKM dakwah pernah menjabat sebagai waka kaderisasi sedangkan di UKM olahraga sebagai atlit kampus cabang tenis meja, volley ball dan basket dan In sempat menjadi sebagai ketua koordinatornya. In juga pernah menjadi juara satu cabor tenis meja antar kampus se-kota dimana In tinggal.

Selain aktif di organisisi kampus In juga ikut bergabung organisasi WTF (The World Of Taekwondo Federation) dan meraih DAN I (sabuk hitam strip satu) di kota ia Tinggal dan pernah meraih medali perunggu se Provinsi kala itu PORPROV. Dari hasil prestasi itu In memperoleh uang 9.500.000 dan pada tahun berikutnya In ikut ujian masuk S-2. Kemudian di terima dan In mengambil uang yang 9.500.000 itu untuk biaya kuliah smt 1 dan kegitannya selian kuliah S-2 In mengajar di SMA Favorit dekat ia tinggal sampai Ia lulus kuliah S-2.

Selain organisasi yang In ikuti, In juga ikut aktif juga di salah satu partai politik yang kala itu sedang naik daun sehingga In berkesempatan belajar pergerakan politik pada kakak nya yang kala itu aktif di bagian rekrutmen kader dan jadi motivator juga sebagai Dosen luar biasa dan In juga belajar pada mereka yang sedang menjabat sebagai anggota DPRD, DPD dan DPR serta sesekali berbincang-binacang dengan salah satu tim KPU dan BAWASLU di sekitar rumah In tinggal.

Sekarang In sudah lulus S-2 dan meniti karir di kota impian bersama istrinya menjadi Dosen dan menggeluti dunia bisnis sedangkan Istrinya seorang Bidan Profesional yang dan ikut serta menjadi Caleg Kabupaten dari salah satu partai Politik Pemilu 9 april 2014 datang. Semoga In sukses, saya sukses dan baca ini juga sukses. Amiiiiiiiiiin

Dari kisah In di atas dapat di ambil kesimpulan:
1. Faktor ekonomi jangan dijadikan penghalang untuk meraih sebuah cita-cita dan harapan
2. Jangan menutup diri artinya bergaul dengan siapa saja boleh tapi harus memperoleh ilmu darinya baik itu penglaman ataupun wawasan yang baik kita ambil yang jelek kita buang.
3. Jangan mengeluh, patah semangat, putus asa, tiap sebentar bilang capek tapi harus berfikir bahwasannya segala masalah itu sifatnya sebentar. Siap dan siap kita harus siap menghadapi masalah karena pada dasarnya manusia ini bermasalah maka butuh bimbingan dan pendidikan.
4. Ilmu itu tidak berat di bawa ke mana jadi jangan pernah bosan untuk mencari ilmu bukan hanya di pesantern ngagugulung kitab kuning atau di bangku kuliah saja tapi di lingkunagn masyarakat, alam dll juga ada ilmu di sana.
5. Sesibuk apapun harus menyempatkan olahraga agar kesehatan kita terjaga. Minimal sejam dalam seminggu.
Semoga dapat di ambil pelajaran dan inspirasi dalam hidup kita. Setiap kita memilki jalan hidup dan tahap kesukaran yang berbeda maka minta pertolonganlah pada Allah dan bertakwalah pada-Nya. Inna ma’al usri Yusro
Wallahu Allam Bisssoawab

penulis
kang irfan