cara melestarikan air
Air Untuk Masa Depan
etetes air merupakan kehidupan di muka bumi. Contohnya pada gambar di samping, menggambarkan bahwa air itu sangat penting bagi kehidupan. Air harus dijaga kebersihan dan kelestariannya agar bisa digunakan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia. Namun saat ini, yang terjadi sebaliknya. Akibat ketamakan manusia, kondisi air kian hari kian mengkhawatirkan. Mata air yang ada, pun saat ini sudah mulai kering, tereksploitasi. Pipa dengan panjang puluhan meter, menghujam ke mata air yang ada di bawah tanah. Seluruh air disedot dan digunakan seenaknya saja oleh kita, tanpa pernah berfikir bahwa suatu saat nanti air itu akan habis (?).
Masih banyak limbah industri, rumah tangga dan lainnya yang dibuang ke saluran air. Limbah seharusnya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tak ada lagi zat-zat kimia atau berbahaya lainnya yang dapat mencemari air. Namun, di negara kita, nampaknya pengawasan terhadap pembuangan limbah ini terkesan dibiarkan, sehingga limbah tersebut dapat dibuang seenaknya ke saluran air (?).
Hal ini membuat kebersihan dan keberadaan air semakin terancam. Seperti yang dikutip di harian KOMPAS beberapa hari yang lalu, bahwa air di Jakarta, kini sudah tak tawar lagi. Hal ini bisa terjadi karena adanya intrusi air laut, yaitu merembesnya air laut ke dalam tanah yang menyebabkan air terasa asin atau payau. Air payau tersebut sudah tidak layak pakai, karena memiliki kandungan garam yang merugikan kesehatan.
Merawat Mata Air, Belajar dari Kearifan Lokal Sebuah Catatan Perjalanan
Menikmati perjalanan dari Karubaga ke Panaga ini, aku disuguhi pemandangan yang luar biasa. Perjalanan ini sulit karena harus naik turun gunung beberapa kali dan menyusuri pinggir jurang yang sempit. Karubaga? Panaga? Daerah manakah itu? Karubaga adalah ibukota Kabupaten Tolikara yang terletak di pegunungan tengah Papua. Kabupaten Tolikara ini memang sangat terpencil letaknya. Banyak wilayah yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau kalau mau naik pesawat kecil tipe Caravan atau Pilatus yang berisikan 5-9 orang. Tapi, biasanya jarang karena kondisi cuaca yang didominasi oleh hujan dan kabut.
Disepanjang perjalanan yang aku lewati, aku melihat banyak sekali mata air kecil-kecil yang di alasi daun buah merah (buah khas pegunungan tengah Papua, semacam daun pandan yang besar) dengan panjang sekitar satu meter. Dan ternyata mata air itu di pergunakan sebagai air minum bagi siapa saja yang melewati tempat itu. Mata air ini juga berfungsi untuk air minum bagi orang-orang yang bekerja diladang, yang sedang menempuh perjalanan dan juga biasa untuk mencuci hipere. Hipere adalah bahasa lokal untuk ubi jalar. Memang di sepanjang perjalanan tadi banyak kulihat lahan yang ditanami hipere.
“Kalau cepat mungkin sore kita su sampe (sudah sampai), mungkin jam lima begitu bapa”, itu jawab Philep Yikwa, seorang tokoh masyarakat yang juga merupakan fasilitator lapangan di tempatku bekerja ketika aku menanyakan jam berapa nanti kira-kira kami akan tiba. Dari Panaga kami berangkat sekitar jam 6 pagi dengan bekal seadanya. Air kemasan botol yang aku bawa dari Karubaga sudah habis, mau tidak mau aku harus berani meminum air dari mata air yang disediakan oleh alam di sepanjang perjalanan. Ternyata rasanya begitu menyegarkan, jernih dan enak rasanya. Dari penjelasan pak Philep, aku mendapatkan informasi bahwa hutan diatas mata air harus dijaga supaya air dapat selalu mengalir.
1) Pengolahan air limbah dan penretiban pembuangan sampah
Setiap pabrik harus mengolah air limbahnya sebelum dibuang karena limbah pabrik biasanya mengandung zat-zat kimia.
Kebiasaan masayarakat membuang sampah disaluran air, sungai, atau selokan adalah kebiasaan yang harus dirubah. Hal itu perlu dicegah sedini mungkin untuk menghindari terjadinya pencemaran air.
2) Program kali bersih (prokasih)
Program kali bersih mempunyai tujuan utama untuk menurunkan atau mengurangi beban pencemaran perairan sungai, khususnya limbah industri yang banyak mengandung zat-zat kimia beracun.
3) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pengelolaan DAS menekankan usaha konservasi pertanian lahan kering, peningkatan pendapatan masyarakat melalui peningkatan lahan kering, peningkatan diluar sector pertanian, perlindungan daerah nonbudi daya, pengembangan irigasi, dan pengendalian bahaya banjir.
4) Pengelolaan lautan dan daerah pesisir.
Usaha mengelola lautan dan daerah peisir hendaknya memperhatikan kebijaksanaan sebagai berikut.
1. Pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan laut serta pengaturan antar sector perlu dikembangkan secara koordinatif.
2. Sumber daya alam yang dapat diperbarui hendaknya digunakan secara hati-hati dengan tetap memperhatikan kepentingan generasi mendatang. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui hendaknya digunakan secara rasional.
3. kawasan lindung, kawasan penyangga dan kawasan sumber budi daya sumber alam harus dijaga dan dikendalikan keberadaannya.
5) Pengembangan keanekaragaman hayati
Pengembangan keanekaragaman hayati mencakup usaha pelestarian flora dan fauna langka.
6) Reklamasi dan rehabilitasi lahan kritis
Reklamasi lahan biasanya dilakukan untuk lahan bekas pertambangan. Rehabilitasi mencakup pengerjaan reboisasi, pembuatan sengkedan dan pengendalian peladang berpindah.
Pentingnya Air Bersih
Di planet kita, semua sudah tahu bahwa semua jenis kehidupan sangat tergantung pada air untuk tetap hidup dan berkembang. Tiga per empat bumi adalam air, sama seperti manusia yang 55% - 78% tubuhnya terdiri dari air. Saking pentingnya air bagi kehidupan, manusia hanya bisa bertahan paling lama lima hari tanpa air. Dalam skala yang lebih luas, air bersih dan sehat sangat penting bagi perkembangan sosial dan ekonomi.
Begitu tergantungnya kehidupan manusia terhadap air, maka kualitas hidup manusia sangat tergantung dari kualitas air yang dikonsumsi. Air yang baik dan sehat membuat ekosistem sehat dan tetap terjaga sehingga pada akhirnya, menjadikan manusia lebih sejahtera. Sebaliknya, kualitas air yang buruk berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan. Pada banyak kasus, buruknya kualitas air menyebabkan penyakit pada manusia, kerugian, dan kematian. Diare, penyakit yang paling umum ditularkan melalui air, menyerang 4,6 Milyar orang, 2,2 juta diantaranya berakibat fatal.
+Rinal Purba
etetes air merupakan kehidupan di muka bumi. Contohnya pada gambar di samping, menggambarkan bahwa air itu sangat penting bagi kehidupan. Air harus dijaga kebersihan dan kelestariannya agar bisa digunakan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia. Namun saat ini, yang terjadi sebaliknya. Akibat ketamakan manusia, kondisi air kian hari kian mengkhawatirkan. Mata air yang ada, pun saat ini sudah mulai kering, tereksploitasi. Pipa dengan panjang puluhan meter, menghujam ke mata air yang ada di bawah tanah. Seluruh air disedot dan digunakan seenaknya saja oleh kita, tanpa pernah berfikir bahwa suatu saat nanti air itu akan habis (?).
Masih banyak limbah industri, rumah tangga dan lainnya yang dibuang ke saluran air. Limbah seharusnya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tak ada lagi zat-zat kimia atau berbahaya lainnya yang dapat mencemari air. Namun, di negara kita, nampaknya pengawasan terhadap pembuangan limbah ini terkesan dibiarkan, sehingga limbah tersebut dapat dibuang seenaknya ke saluran air (?).
Hal ini membuat kebersihan dan keberadaan air semakin terancam. Seperti yang dikutip di harian KOMPAS beberapa hari yang lalu, bahwa air di Jakarta, kini sudah tak tawar lagi. Hal ini bisa terjadi karena adanya intrusi air laut, yaitu merembesnya air laut ke dalam tanah yang menyebabkan air terasa asin atau payau. Air payau tersebut sudah tidak layak pakai, karena memiliki kandungan garam yang merugikan kesehatan.
Merawat Mata Air, Belajar dari Kearifan Lokal Sebuah Catatan Perjalanan
Menikmati perjalanan dari Karubaga ke Panaga ini, aku disuguhi pemandangan yang luar biasa. Perjalanan ini sulit karena harus naik turun gunung beberapa kali dan menyusuri pinggir jurang yang sempit. Karubaga? Panaga? Daerah manakah itu? Karubaga adalah ibukota Kabupaten Tolikara yang terletak di pegunungan tengah Papua. Kabupaten Tolikara ini memang sangat terpencil letaknya. Banyak wilayah yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau kalau mau naik pesawat kecil tipe Caravan atau Pilatus yang berisikan 5-9 orang. Tapi, biasanya jarang karena kondisi cuaca yang didominasi oleh hujan dan kabut.
Disepanjang perjalanan yang aku lewati, aku melihat banyak sekali mata air kecil-kecil yang di alasi daun buah merah (buah khas pegunungan tengah Papua, semacam daun pandan yang besar) dengan panjang sekitar satu meter. Dan ternyata mata air itu di pergunakan sebagai air minum bagi siapa saja yang melewati tempat itu. Mata air ini juga berfungsi untuk air minum bagi orang-orang yang bekerja diladang, yang sedang menempuh perjalanan dan juga biasa untuk mencuci hipere. Hipere adalah bahasa lokal untuk ubi jalar. Memang di sepanjang perjalanan tadi banyak kulihat lahan yang ditanami hipere.
“Kalau cepat mungkin sore kita su sampe (sudah sampai), mungkin jam lima begitu bapa”, itu jawab Philep Yikwa, seorang tokoh masyarakat yang juga merupakan fasilitator lapangan di tempatku bekerja ketika aku menanyakan jam berapa nanti kira-kira kami akan tiba. Dari Panaga kami berangkat sekitar jam 6 pagi dengan bekal seadanya. Air kemasan botol yang aku bawa dari Karubaga sudah habis, mau tidak mau aku harus berani meminum air dari mata air yang disediakan oleh alam di sepanjang perjalanan. Ternyata rasanya begitu menyegarkan, jernih dan enak rasanya. Dari penjelasan pak Philep, aku mendapatkan informasi bahwa hutan diatas mata air harus dijaga supaya air dapat selalu mengalir.
1) Pengolahan air limbah dan penretiban pembuangan sampah
Setiap pabrik harus mengolah air limbahnya sebelum dibuang karena limbah pabrik biasanya mengandung zat-zat kimia.
Kebiasaan masayarakat membuang sampah disaluran air, sungai, atau selokan adalah kebiasaan yang harus dirubah. Hal itu perlu dicegah sedini mungkin untuk menghindari terjadinya pencemaran air.
2) Program kali bersih (prokasih)
Program kali bersih mempunyai tujuan utama untuk menurunkan atau mengurangi beban pencemaran perairan sungai, khususnya limbah industri yang banyak mengandung zat-zat kimia beracun.
3) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pengelolaan DAS menekankan usaha konservasi pertanian lahan kering, peningkatan pendapatan masyarakat melalui peningkatan lahan kering, peningkatan diluar sector pertanian, perlindungan daerah nonbudi daya, pengembangan irigasi, dan pengendalian bahaya banjir.
4) Pengelolaan lautan dan daerah pesisir.
Usaha mengelola lautan dan daerah peisir hendaknya memperhatikan kebijaksanaan sebagai berikut.
1. Pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan laut serta pengaturan antar sector perlu dikembangkan secara koordinatif.
2. Sumber daya alam yang dapat diperbarui hendaknya digunakan secara hati-hati dengan tetap memperhatikan kepentingan generasi mendatang. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui hendaknya digunakan secara rasional.
3. kawasan lindung, kawasan penyangga dan kawasan sumber budi daya sumber alam harus dijaga dan dikendalikan keberadaannya.
5) Pengembangan keanekaragaman hayati
Pengembangan keanekaragaman hayati mencakup usaha pelestarian flora dan fauna langka.
6) Reklamasi dan rehabilitasi lahan kritis
Reklamasi lahan biasanya dilakukan untuk lahan bekas pertambangan. Rehabilitasi mencakup pengerjaan reboisasi, pembuatan sengkedan dan pengendalian peladang berpindah.
Pentingnya Air Bersih
Di planet kita, semua sudah tahu bahwa semua jenis kehidupan sangat tergantung pada air untuk tetap hidup dan berkembang. Tiga per empat bumi adalam air, sama seperti manusia yang 55% - 78% tubuhnya terdiri dari air. Saking pentingnya air bagi kehidupan, manusia hanya bisa bertahan paling lama lima hari tanpa air. Dalam skala yang lebih luas, air bersih dan sehat sangat penting bagi perkembangan sosial dan ekonomi.
Begitu tergantungnya kehidupan manusia terhadap air, maka kualitas hidup manusia sangat tergantung dari kualitas air yang dikonsumsi. Air yang baik dan sehat membuat ekosistem sehat dan tetap terjaga sehingga pada akhirnya, menjadikan manusia lebih sejahtera. Sebaliknya, kualitas air yang buruk berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan. Pada banyak kasus, buruknya kualitas air menyebabkan penyakit pada manusia, kerugian, dan kematian. Diare, penyakit yang paling umum ditularkan melalui air, menyerang 4,6 Milyar orang, 2,2 juta diantaranya berakibat fatal.
+Rinal Purba