cara memperlancar asi sebelum melahirkan
melahirkan merasa kesulitan untuk menyusui bayi mereka dan menyerah pada susu formula. Padahal masalah itu bisa dicegah jika ibu mencari tahu tentang ASI dan menyusui sejak dini.
"Seharusnya dari awal, sejak hamil sudah mencari tahu tentang ASI dan menyusui, bersama-sama suami. Bisa browsing internet, membaca buku, ikut seminar. Di AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) kita ada kelas edukasi khusus ibu hamil," jelas Ketua AIMI Mia Sutanto saat berbincang dengan Wolipop di kawasan Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Wanita yang sejak hamil sudah mencari tahu berbagai hal tentang ASI dan menyusui, akan paham kalau sejak dia melahirkan sebenarnya ASI sudah keluar. Menurut Mia, ASI dalam bentuk kolostrum sebenarnya mulai diproduksi sejak kehamilan trimester kedua.
"Otomatis saat melahirkan, kolostrum keluar. Tidak ada itu ASI tidak keluar. Kalau keluar sedikit, karena memang bayi butuhnya sedikit. Lambung bayi itu masih sebesar kelereng. Sekali minum menampung 7-10 ml. Jadi jumlah itu juga yang diproduksi di hari pertama, karena memang yang dibutuhkan masih sedikit," urai ibu dua anak itu.
Mia menambahkan saat ini yang kerap terjadi di masyarakat adalah miss konsepsi karena ketidaktahuan. Tidak sedikit wanita yang baru melahirkan dan ASI-nya sedikit, menekan-nekan payudaranya. Dengan cara itu mereka berharap ASI akan keluar.
"ASI-nya tidak akan keluar, pertama kalau dia tidak pernah belajar bagaimana memerah ASI, kedua kalau mind set-nya ASI tidak ada di hari pertama," jelas Mia.
Wanita berlatar pendidikan hukum ini sangat menyarankan agar ibu yang baru melahirkan langsung melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Menurutnya IMD adalah salah satu kunci ibu sukses menyusui.
"Kalau dilakukan IMD, otomatis bayi minum kolostrum di atas dada ibu. Setelah itu diikuti dengan rawat gabung. Jadi kapanpun bayi mau (menyusu) bisa disusui langsung ibunya. Dengan begitu produksi ASI semakin meningkat sehingga pada hari ke-3 atau ke-4 akan keluar ASI transisi, ASI berubah dari kolostrum menjadi ASI matang," urai Mia.
Untuk para ibu yang ingin lebih yakin bisa menyusui dengan sukses, minta bantuan pada konselor laktasi juga bisa jadi pilihan. Apalagi jika di hari pertama melahirkan, ibu tersebut merasa kesulitan mengeluarkan ASI-nya.
Sebaiknya sejak sebelum melahirkan, ibu sudah berkonsultasi dengan konselor laktasi. Sehingga sejak hari pertama melahirkan, konselor tersebut bisa mengevaluasi apakah kegiatan menyusui ibu sudah maksimal atau belum.
"Evaluasi ini untuk memastikan berbagai hal, apakah posisi menyusuinya sudah benar atau belum, bagaimana perlekatan mulut bayi pada payudara ibu. Itu semua mempengaruhi cepat-lambatnya ASI bertambah banyak," jelas Mia.
Bagi Anda yang ingin berkonsultasi dengan konselor laktasi, bisa datang atau menghubungi kantor AIMI di Graha MDS Lt. 1, Duta Mas Fatmawati Blok B1/34, Jl. R.S. Fatmawati No. 3
"Seharusnya dari awal, sejak hamil sudah mencari tahu tentang ASI dan menyusui, bersama-sama suami. Bisa browsing internet, membaca buku, ikut seminar. Di AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) kita ada kelas edukasi khusus ibu hamil," jelas Ketua AIMI Mia Sutanto saat berbincang dengan Wolipop di kawasan Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Wanita yang sejak hamil sudah mencari tahu berbagai hal tentang ASI dan menyusui, akan paham kalau sejak dia melahirkan sebenarnya ASI sudah keluar. Menurut Mia, ASI dalam bentuk kolostrum sebenarnya mulai diproduksi sejak kehamilan trimester kedua.
"Otomatis saat melahirkan, kolostrum keluar. Tidak ada itu ASI tidak keluar. Kalau keluar sedikit, karena memang bayi butuhnya sedikit. Lambung bayi itu masih sebesar kelereng. Sekali minum menampung 7-10 ml. Jadi jumlah itu juga yang diproduksi di hari pertama, karena memang yang dibutuhkan masih sedikit," urai ibu dua anak itu.
foto bunda |
Mia menambahkan saat ini yang kerap terjadi di masyarakat adalah miss konsepsi karena ketidaktahuan. Tidak sedikit wanita yang baru melahirkan dan ASI-nya sedikit, menekan-nekan payudaranya. Dengan cara itu mereka berharap ASI akan keluar.
"ASI-nya tidak akan keluar, pertama kalau dia tidak pernah belajar bagaimana memerah ASI, kedua kalau mind set-nya ASI tidak ada di hari pertama," jelas Mia.
Wanita berlatar pendidikan hukum ini sangat menyarankan agar ibu yang baru melahirkan langsung melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Menurutnya IMD adalah salah satu kunci ibu sukses menyusui.
"Kalau dilakukan IMD, otomatis bayi minum kolostrum di atas dada ibu. Setelah itu diikuti dengan rawat gabung. Jadi kapanpun bayi mau (menyusu) bisa disusui langsung ibunya. Dengan begitu produksi ASI semakin meningkat sehingga pada hari ke-3 atau ke-4 akan keluar ASI transisi, ASI berubah dari kolostrum menjadi ASI matang," urai Mia.
Untuk para ibu yang ingin lebih yakin bisa menyusui dengan sukses, minta bantuan pada konselor laktasi juga bisa jadi pilihan. Apalagi jika di hari pertama melahirkan, ibu tersebut merasa kesulitan mengeluarkan ASI-nya.
Sebaiknya sejak sebelum melahirkan, ibu sudah berkonsultasi dengan konselor laktasi. Sehingga sejak hari pertama melahirkan, konselor tersebut bisa mengevaluasi apakah kegiatan menyusui ibu sudah maksimal atau belum.
"Evaluasi ini untuk memastikan berbagai hal, apakah posisi menyusuinya sudah benar atau belum, bagaimana perlekatan mulut bayi pada payudara ibu. Itu semua mempengaruhi cepat-lambatnya ASI bertambah banyak," jelas Mia.
Bagi Anda yang ingin berkonsultasi dengan konselor laktasi, bisa datang atau menghubungi kantor AIMI di Graha MDS Lt. 1, Duta Mas Fatmawati Blok B1/34, Jl. R.S. Fatmawati No. 3