Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menghuni Warisan Kunyang, Novel Cerita Pendek, Begini Ceritanya

 


DESA CIBUNTU - Novel Tulisan Akun FB Zuniarti Wahyuni dengan Judul

MENGHUNI RUMAH WARISAN KUYANG

PART 11 RITUAL KUYANG !! Manda masih tidak menyangka bahwa Wulan akan pergi secepat itu. Padahal baru kemarin sore mereka bertemu dan saling melepas rindu. Hari ini Manda melihat di depan matanya sendiri, bahwa Wulan sudah tak bernyawa dan pergi untuk selama - lamanya.

Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab kematian dari Wulan. Bisa jadi ini adalah pembunuhan bermotif bunuh diri, dan tidak menutup kemungkinan kasus ini bisa juga murni bunuh diri. Polisi masih mengumpulkan bukti, mulai dari handphone Wulan dan juga kamera pengintai CCTV yang ada di kosannya Wulan.

Setelah di selidiki lebih mendalam, tidak ada tanda - tanda yang mencurigakan. Mulai dari ponsel Wulan yang tidak menerima panggilan atau chat dari seseorang yang mencurigaan. Terlihat dari panggilan terakhir Wulan adalah menelpon orang tuanya di kampung pada pukul 18.00. Dan begitu pun dengan pantauan Cctv, tidak ada yang berkunjung atau yang mencurigakan di sekitar kamar kos Wulan mulai dari magrib hingga menjelang subuh.

Sehingga polisi menyimpulkan bahwa kematian Wulan murni bunuh diri.

Aneh tapi nyata, itulah yang terjadi pada kasus Wulan. Padahal kejadian semalam itu kemungkinan besar adalah penyebab dari kematian Wulan yang mendadak. Tetapi tidak ada bukti yang mengarah kesana. Seolah - olah ada orang yang dengan sengaja menghilangkan bukti yang sebenarnya.

Mayat Wulan akhirnya di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi guna pemeriksaan lebih lanjut dan memastikan kembali kematian Wulan. Agar pihak keluarga bisa menerima dengan benar mengenai kematian Wulan.

Manda begitu terpukul, dadanya sesak. Bagaimana tidak, selama ini Wulan lah yang selalu menemaninya di kala dirinya susah dan sedih. Wulan cukup menjadi teman yang baik selama hampir dua bulan belakangan ini. Jadi cukup wajar bila ia merasa kehilangan.

Di saat Manda sedang berduka tiba - tiba Manda mendapat kabar dari mba Ratna melalui sambungan telepon, bahwa mamanya baru saja masuk rumah sakit. Kabarnya mama mengalami sesak napas dan harus segera di larikan ke UGD.

Manda bergegas menuju rumah sakit, untuk mengetahui keadaan mamanya. Sementara itu, pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi dan juga kehadiran pihak keluarga Wulan.

"Gimna mba kabarnya mama, kenapa mama bisa tiba - tiba masuk rumah sakit". Tanya Manda dengan gelisah saat baru tiba di rumah sakit.

"Mba gak tau juga dek, mba tadi di kabarin sama mbo Sum tetangga sebelah rumahnya mama, katanya mama pingsan waktu mau duduk di teras". Jelas mba Ratna sambil memegang tangan Manda.

Dokter masih memeriksa keadaan mama di dalam. Manda dan juga mba Ratna berharap tidak terjadi apa - apa dengan mama.

Setelah beberapa saat, akhirnya dokter pun keluar dari ruang UGD, dan memberikan penjelasan kepada Manda dan juga Mba Ratna.

Dokter mengatakan bahwa di usia mama yang sudah menginjak tujuh puluh tahun ke atas itu, memang cukup rentan untuk terlalu kelelahan. Sesak napas yang di alami mama ternyata memang karena faktor usia dan juga jarang banyak gerak sehingga mudah sekali kelelahan.Dan alangkah baiknya mama lebih terurus dan di rawat langsung oleh anak - anaknya.

Begitu mendengar penjelasan dari dokter, Manda dan juga mba Ratna saling memandang. Mereka seperti merasa bersalah karena sudah meninggalkan mama tinggal sendirian di rumah.

Setelah dokter pergi, mereka berdua pun berembuk bagaimana jika kedepannya nanti, mereka untuk sementara waktu bergantian menjaga mama sampai mama pulih.

Selang dua jam setelah observasi, akhirnya dokter memindahkan mama ke ruang perawatan. Manda dan juga mba Ratna dengan sabar mengurus keperluan mama.

Mama wajahnya terlihat sangat pucat, dan selang oksigen yang menempel di hidungnya menandakan bahwa mama tidak sedang baik - baik saja. Mama masih dalam keadaan sadar, namun masih sulit benapas dan juga berbicara.

Ketika mama mengetahui keberadaan Manda dan juga mba Ratna, mama manampakkan wajah masamnya. Seolah - olah mama masih menyimpan amarah terhadap kedua anaknya tersebut.

Mba Ratna yang menyadari itu segera menghampiri mama dan duduk di samping mama, sambil memegang tangan mama.

"Ma... maafin Ratna ya,, Ratna udah tega ninggalin mama sendirian di rumah, sampai akhirnya mama jadi kaya gini". Ucap Ratna sambil menangis dan mengusap usap tangan mamanya

Mama dengan refleks menarik tangannya begitu mba Ratna mencoba mengucapkan maaf.

Mba Ratna menangis tertunduk, mengetahui mama sepertinya kecewa kepada kedua putrinya.

Manda mengajak mba Ratna keluar ruangan, dan membiarkan mama beristirahat terlebih dahulu.

Perasaan Manda juga sama dengan perasaan mba Ratna. Ada rasa bersalah telah meninggalkan mama di rumah seorang diri. Karena rasa kecewa mereka yang begitu besar terhadap mama, sampai akhirnya mereka pun membiarkan mama untuk hidup sendiri.

"Mba apa sebaiknya kita kembali saja kerumah mama?". Tanya Manda sambil menenangkan mba Ratna

"Mba juga mikirnya gitu dek". Sahut mba Ratna sambil menyeka Air matanya

Tetapi ada keraguan di hati mba Ratna, ia takut mama yang tidak mau menerima mereka lagi. Akan tetapi, Manda mencoba meyakinkan mba Ratna, bahwa mama pasti mau menerima mereka kembali di rumah.

Setelah beberapa hari berlalu, keadaan mama sudah semakin membaik. Keadaan mama sudah mulai stabil, dan rencananya besok mama sudah di perbolehkan pulang.

Manda dan juga mba Ratna bergantian menjaga mama. Awalnya mama sempat marah kepada mereka berdua, tetapi karena Manda dan juga mba Ratna berkali - kali berucap meminta maaf, akhirnya mama pun menerima maaf mereka.

Keesokkan harinya mama pun pulang dari rumah sakit. Manda dan juga mba Ratna turut mendapingi mama. Walaupun keadaan mama sudah membaik, tetapi kondisi mama masih belum pulih total dan masih harus banyak beristirahat.

Kabar tentang mama masuk rumah sakit, rupanya menyebar ke para tetangga, akhirnya beberapa dari mereka yang mengetahui kepulangan mama dari rumah sakit pun menjenguk mama.

Ada yang membawakan makanan, buah - buahan dan masih banyak lainnya. Kebanyakan dari mereka merasa prihatin dengan keadaan mama selama Manda dan juga Mba Ratna tidak ada di rumah.

Sehingga tak sedikit dari mereka yang menyindir Manda dan juga mba Ratna, untuk tidak tega meninggalkan orang tuanya sendirian. Manda dan juga mba Ratna hanya bisa terdiam ketika para tetangga menyindir mereka.

Mereka berdua tidak bisa marah, lantaran Manda dan juga mba Ratna memang salah. Karena sudah meninggalkan orang tua mereka sendirian.

Saat mereka tengah asyik berbincang - bincang, tiba - tiba bu Rt dan menantu perempuannya datang untuk menjenguk mama. Rumah menjadi sangat ramai, mama tampak senang di kunjungi para tetangga.

Manda dan mba Ratna pamit kebelakang untuk membuatkan minuman. Awalnya tidak ada yang aneh semua berjalan dengan lancar. Tetapi ketika Manda tengah menyuguhkan minuman, tiba - tiba mata Manda tertuju kepada mama.

Manda memperhatikan sambil meyodorkan minuman ke para tamu, bahwa mata mama sedari tadi tidak melepaskan pandangannya ke arah  perut menantu bu Rt. Manda sesekali melihat ke arah perut menantu bu Rt itu, apa ada yang aneh dengan perut perempuan itu sampai mama memandangnya dengantidak berkedip sama sekali.

Saat yang lain tengah asyik dengan pembahasannya sendiri, mama malah terlihat seperti singa kelaparan yang siap menerkam. Setelah memastikan, Manda pun mengetahui alasan mengapa mama pandangannya terfokus kepada perempuan itu.

Ternyata menantu bu Rt itu tengah hamil muda, hal itu di perjelas lagi dengan cerita bu Rt yang memberitahukan kepada tetangga yang hadir di situ, bahwa menantunya itu sedang hamil. Dan usia kandungannya sudah memasuki dua belas minggu.

Berhubung suaminya atau anak bu Rt sedang tugas keluar kota untuk beberpa minggu, maka menantunya itu untuk sementara waktu tinggal bersamanya terlebih dahulu sampai suaminya kembali dari tugasnya.

Manda langsung pergi ke dapur dan menarik tangan mba Ratna untuk ikut dengannya masuk ke dalam kamar.

"Iihhh..dek apaan sih tangan mba pake di tarik - tarik segala"?. Kata mba Ratna sambil melepaskan tangan Manda

"Mba tadi aku denger, kalau menantunya bu Rt lagi hamil muda mba". Jelas Manda

"Ya terus kalau hamil muda kenapa dek, kamu kepengen hamil juga?". Sahut mba Ratna sambil tertawa

"Bukan gitu mba masalahnya, mba lupa kalau mama kita siapa". Ucap Manda seolah berusaha menyadarkan mba Ratna.

Seketika mba Ratna terdiam, ia mengigit ujung jarinya. Mba Ratna tampak gelisah, di dalam pikirannya mama pasti akan mulai beraksi kembali. Mama pasti sangat memgincar menantu bu Rt tersebut.

Manda dan juga mba Ratna bingung apa yang harus mereka lakukan, untuk mencegah agar mamanya tidak melakukan ritual lamanya. Setelah berembuk akhirnya mereka memutuskan untuk begadang malam itu.

Manda dan juga mba Ratna beberapa waktu belakangan ini, memang mencari tahu tentang kebiasaan makhluk jadi - jadian si kuyang itu. Konon katanya, kuyang akan menjadi sangat haus dan juga lapar jika mengetahui ada orang sedang hamil muda.

Bagi para kuyang, perempuan yang tengah hamil muda itu baunya wangi sekali. Bau darah segar, yang membuat para kuyang gelisah dan seperti orang kehausan atau pun kelaparan.

Ketakutan mereka berdua pun ternyata benar, mama yang sebenarnya belum pulih dari sakitnya, tidak menghalanginya untuk terus menjalankan ritualnya tersebut.

Tepat pukul satu tengah malam, mama memulai aksinya kembali. Manda dan juga mba Ratna yang sedari tadi berniat untuk berjaga - jaga, supaya mama tidak melakukan ritual itu akhirnya kebobolan.

Mereka berdua ketiduran di ruang tamu, sehingga ritual mama malam itu bisa di mulai tanpa hambatan.

Kepala mama sudah terpisah dari tubuhnya dan sudah berubah menjadi kuyang. Aroma darah segar dari rumah bu Rt, begitu harum di penciuman si Kuyang ini tadi. Tak butuh waktu yang lama untuk sampai ke rumah bu Rt.

Kuyang tersebut biasanya mengintai terlebih dahulu, mulai dari luar rumah, samping rumah, atap rumah hingga di bawah rumah. Dan tak jarang si kuyang itu mengintip di sela - sela jendela mau pun ventilasi rumah.

Dan benar, ketika si kuyang tahu di mana posisi calon korbanya tersebut, si Kuyang akan menempel di dekat calon korbannya tersebut. Ia akan perlahan - lahan mengisap energi korbannya yang biasanya berujung nantinya si korban akan mengalami pendarahan atau keguguran. Dan paling parahnya lagi bayi si korban bisa hilang mendadak.

Malam itu menantu bu Rt yang sedang tidur di temani bu Rt, tiba - tiba ingin buang air kecil. Tanpa rasa curiga mau pun takut perempuan itu pergi ke toilet dan buang air kecil. Dan saat dirinya keluar dari toilet, perempuan itu terkejut melihat ada rambut panjang di bawah ranjangnya. Ia pun memberanikan diri melihat dengan menundukkan kepalanya ke bawah ranjang. Dan ternyata rambut tersebut adalah rambut kuyang yang sedari tadi rupanya sudah menggantung di bawah ranjangnya.

Perempuan itu pun awalnya berteriak dan kemudian pingsan...